TENGU
Di setiap daerah atau negara pasti memiliki sebuah legenda/cerita rakyat/mitos atau apapun yang diceritakan oleh masyarakat secara turun temurun dari masa ke masa.
Berikut ini adalah salah satu makhluk mitologi yang ada di Jepang.Silakan Anda membaca...
Tengu berhidung panjang seperti dikenal orang zaman sekarang merupakan hasil penggambaran orang pada abad pertengahan. Dalam cerita Konjaku Monogatari-shū, tengu digambarkan bisa berlari di udara, dan sebagai hantu berbentuk burung rajawali yang membuat orang kerasukan. Penggambaran tersebut diperkirakan mengambil model dari hantu Temma dalam konsep agama Buddha yang digambarkan berbadan manusia dan memiliki sepasang sayap. Model awal tengu kemungkinan berubah pada paruh pertama zaman Muromachi. Dalam kumpulan cerita rakyat Otogizōshi terdapat cerita Tengu no Dairi (Istana Tengu) yang tokoh utamanya bernama Kurama Tengu. Selain itu, Ushiwakamaru dikabarkan menerima pelajaran seni pedang dari Tengu di Kuil Kurama. Dalam Hikayat Heike, tengu digambarkan seperti “Manusia tapi tidak seperti manusia, burung tapi tidak seperti burung, anjing tapi tidak seperti anjing, tangan dan kakinya seperti tangan dan kaki manusia, wajahnya seperti anjing, memiliki sayap di kanan kiri, dan bisa terbang.”
Berikut ini adalah salah satu makhluk mitologi yang ada di Jepang.Silakan Anda membaca...
Tengu (天狗, Tengu?) adalah makhluk dalam
legenda Jepang. Salah satu Kami penunggu gunung, atau yōkai yang erat
hubungannya dengan burung elang atau gagak. Pakaiannya mirip dengan pakaian
pendeta yamabushi yang menempa diri di hutan dan gunung. Tengu memiliki hidung
yang panjang, wajahnya merah, memiliki sepasang sayap, serta kuku kaki dan
tangan yang sangat panjang. Tengu bisa terbang bebas di angkasa sambil membawa
tongkat yang disebut kongōzue, pedang besar (tachi), dan kipas berbentuk daun
(hauchiwa). Pekerjaannya menghalangi orang yang ingin mendalami agama
Buddha.[1] Nama lainnya adalah Gehō-sama (外法様, tuan sihir?). Dalam bahasa Jepang
dikenal ungkapan Tengu ni naru yang berarti “sangat bangga dengan diri
sendiri”. Ungkapan ini kemungkinan berasal dari ungkapan “hana ga takai”
(hidungnya tinggi).
Tengu berhidung panjang seperti dikenal orang zaman sekarang merupakan hasil penggambaran orang pada abad pertengahan. Dalam cerita Konjaku Monogatari-shū, tengu digambarkan bisa berlari di udara, dan sebagai hantu berbentuk burung rajawali yang membuat orang kerasukan. Penggambaran tersebut diperkirakan mengambil model dari hantu Temma dalam konsep agama Buddha yang digambarkan berbadan manusia dan memiliki sepasang sayap. Model awal tengu kemungkinan berubah pada paruh pertama zaman Muromachi. Dalam kumpulan cerita rakyat Otogizōshi terdapat cerita Tengu no Dairi (Istana Tengu) yang tokoh utamanya bernama Kurama Tengu. Selain itu, Ushiwakamaru dikabarkan menerima pelajaran seni pedang dari Tengu di Kuil Kurama. Dalam Hikayat Heike, tengu digambarkan seperti “Manusia tapi tidak seperti manusia, burung tapi tidak seperti burung, anjing tapi tidak seperti anjing, tangan dan kakinya seperti tangan dan kaki manusia, wajahnya seperti anjing, memiliki sayap di kanan kiri, dan bisa terbang.”
Credit to : umm.ac.id
Comments
Post a Comment